Social Icons

Pages

(J.R.R. TOLKIEN) THE LORD OF THE RING 3: KEMBALINYA SANG RAJA BUKU 5 BAB 10/10 GERBANG HITAM TERBUKA

<<< SEBELUMNYA


Dua hari kemudian pasukan Barat sudah berkumpul di Pelennor. Pasukan-pasukan Orc dan Easterling sudah kembali dari Anorien, tapi karena mereka dikejar dan tercerai berai oleh kaum Rohirrim, akhirnya mereka bubar dan lari tanpa banyak perlawanan ke Cair Andros; dengan dihancurkannya ancaman itu dan adanya pasukan baru dari Selatan, Kota mempunyai pertahanan kuat. Para pengintai melaporkan bahwa tak ada musuh tertinggal di jalan jalan ke arah timur, sampai sejauh persimpangan jalan Raja jatuh. kini semuanya sudah siap untuk lemparan dadu terakhir.

(J.R.R. TOLKIEN) THE LORD OF THE RING 3: KEMBALINYA SANG RAJA BUKU 5 BAB 9/10 PERBINCANGAN TERAKHIR

<<< SEBELUMNYA
Pagi setelah pertempuran ternyata cerah, dengan awan-awan ringan dan angin yang bertiup ke arah barat. Legolas dan Gimli sudah bangun pagi-pagi sekali, dan minta izin masuk ke Kota; mereka sudah tak sabar ingin bertemu Merry dan Pippin.

(J.R.R. TOLKIEN) THE LORD OF THE RING 3: KEMBALINYA SANG RAJA BUKU 5 BAB 8/10 RUMAH PENYEMBUHAN

<<< SEBELUMNYA
Mata Merry dipenuhi kabut air mata dan kelelahan ketika mereka mendekati reruntuhan Gerbang Minas Tirith. Ia hampir tidak memperhatikan puing-puing dan mayat-mayat yang bergelimpangan di mana-mana. Api, asap, dan bau busuk menggantung di udara; sebab banyak alat-alat perang yang dibakar atau dibuang ke dalam api, juga banyak mayat dari mereka yang tewas, sementara di sana-sini menggeletak bangkai-bangkai hewan besar Southron yang mengerikan, setengah terbakar, atau mati kena lemparan batu, atau ditembak matanya oleh pemanah-pemanah berani dari Morthond. Hujan deras sudah reda untuk sementara, dan matahari bersinar di atas; tapi kota bagian bawah masih terselubung asap berbau busuk.

(J.R.R. TOLKIEN) THE LORD OF THE RING 3: KEMBALINYA SANG RAJA BUKU 5 BAB 7/10 API DENETHOR

<<< SEBELUMNYA
Ketika bayangan gelap di Gerbang sudah pergi, Gandalf masih duduk tak bergerak. Tapi Pippin bangkit berdiri, seakan-akan sebuah beban berat sudah diangkat dari pundaknya; Ia berdiri sambil mendengarkan bunyi terompet, dan hatinya serasa akan pecah oleh kegembiraan mendengar bunyi itu. Hingga bertahun-tahun sesudahnya Ia selalu merasa terharu jika mendengar bunyi terompet di kejauhan. Tapi kini tibatiba Ia teringat kembali akan tugasnya, dan ia berlari maju. Saat itu Gandalf bergerak dan berbicara pada Shadowfax, dan sudah akan pergi keluar Gerbang.

(J.R.R. TOLKIEN) THE LORD OF THE RING 3: KEMBALINYA SANG RAJA BUKU 5 BAB 6/10 PERTEMPURAN DI PADANG PELENNOR

<<< SEBELUMNYA


Tapi bukan pemimpin Orc atau Orc perampok yang memimpin serbuan ke Gondor. Kegelapan terlalu cepat sirna, sebelum waktu yang ditentukan sang Penguasa untuk sementara nasib telah mengkhianatinya, dan dunia sudah berbalik menentangnya; kemenangan luput dari tangan yang sedang diulurkannya. Tapi panjang nian tangannya. Ia masih berkuasa, mempunyai kekuatan besar. Raja, Hantu Cincin, Penguasa Nazgul, Ia punya banyak senjata. Ia meninggalkan Gerbang dan pergi.

(J.R.R. TOLKIEN) THE LORD OF THE RING 3: KEMBALINYA SANG RAJA BUKU 5 BAB 5/10 PERJALANAN KAUM ROHIRRIM

<<< SEBELUMNYA


Hari sudah gelap, dan Merry tak bisa melihat apa pun, ketika ia berbaring di tanah, berselubung selimut; meski malam itu tak ada angin, di sekitarnya pohon-pohon tersembunyi mengeluh perlahan. Ia mengangkat kepala. Lagi-lagi didengarnya suara itu: bunyi sayup-sayup seperti genderang di bukit berhutan dan di lereng gunung. Dentaman itu berhenti tiba-tiba, lalu mulai lagi di tempat lain, kadang lebih dekat, kadang lebih jauh. Ia bertanya dalam hati, apakah para penjaga juga mendengarnya. la tak bisa melihat mereka, tapi Ia tahu bahwa di sekitarnya ada pasukan-pasukan Rohirrim. Ia bisa mencium bau kuda-kuda dalam gelap, bisa mendengar gerak-gerik dan entakan lembut kaki mereka di tanah yang dipenuhi jarum cemara. Pasukan berkemah di hutan pinus yang bergerombol di sekitar Mercu Suar Eilenach, sebuah bukit tinggi yang menjulang di atas punggung-punggung panjang Hutan Druadan yang berdiri di samping jalan besar di Anorien Timur.

(J.R.R. TOLKIEN) THE LORD OF THE RING 3: KEMBALINYA SANG RAJA BUKU 5 BAB 4/10 PENYERBUAN GONDOR

<<< SEBELUMNYA



Pippin dibangunkan oleh Gandalf. Di kamar mereka lilin-lilin dinyalakan, sebab hanya cahaya redup senja yang masuk dari jendela-jendela; udara pengap, seakan-akan halilintar sedang mendekat.
"Jam berapa sekarang?" kata Pippin sambil menguap.
"Sudah lewat jam kedua," kata Gandalf "Sudah saatnya bangun dan berpakaian pantas. Kau dipanggil Penguasa Kota untuk diberitahu tugastugas barumu."

(J.R.R. TOLKIEN) THE LORD OF THE RING 3: KEMBALINYA SANG RAJA BUKU 5 BAB 3/10 APEL SIAGA DI ROHAN

<<< SEBELUMNYA


Kini semua jalan bergabung di Timur untuk menyongsong datangnya perang dan serbuan Bayang-Bayang. Ketika Pippin berdiri di Gerbang Agung di Kota dan melihat Pangeran Dol Amroth masuk dengan panji-panjinya, pada saat bersamaan Raja Rohan keluar dari perbukitan.

(J.R.R. TOLKIEN) THE LORD OF THE RING 3: KEMBALINYA SANG RAJA BUKU 5 BAB 2/10 KEBERANGKATAN ROMBONGAN KELABU

<<< SEBELUMNYA


Gandalf sudah pergi, dan bunyi derap kaki Shadowfax sudah lenyap ditelan malam, ketika Merry kembali ke sisi Aragorn. Barang bawaannya hanya sedikit, karena Ia kehilangan ranselnya di Parth Galen. Yang dimilikinya sekarang hanya beberapa benda berguna yang dipungutnya dari tengah reruntuhan Isengard. Hasufel sudah dipasangi pelana. Legolas dan Gimli berdiri di dekatnya bersama kuda mereka.
"Jadi, empat anggota Rombongan masih bersama-sama," kata Aragorn.
"Kita akan berkuda maju bersama. Tapi kita tidak akan sendirian, seperti yang kusangka. Raja sudah bertekad berangkat segera. Sejak kedatangan bayangan bersayap, dia ingin kembali ke perbukitan di bawah lindungan kegelapan malam."

(J.R.R. TOLKIEN) THE LORD OF THE RING 3: KEMBALINYA SANG RAJA BUKU 5 BAB 1/10 MINAS TIRITH

<<< SEBELUMNYA (SINOPSIS)
Pippin mengintip keluar dari balik jubah Gandalf. Hatinya bertanya-tanya, ini mimpi atau bukan. Ia serasa masih berada dalam mimpi yang meluncur cepat, yang telah menyelubunginya begitu lama sejak perjalanan berkuda ini dimulai. Dunia sekitar yang diselimuti kegelapan bagai mendesir lewat, angin menderu keras di telinganya. Ia tak bisa melihat apa pun kecuali bintang-bintang yang bergulir. Di sebelah kanannya bayangan-bayangan besar menutupi langit, dan pegunungan Selatan berderap melewatinya. Sambil terkantuk-kantuk dicobanya merangkai kembali berbagai peristiwa dalam perjalanan mereka, tapi ingatannya masih berkabut.

(J.R.R. TOLKIEN) THE LORD OF THE RING 3: KEMBALINYA SANG RAJA - SINOPSIS

Berikut ini bagian ketiga The Lord of The Rings.

Bagian pertama, The Fellowship of the Ring (Sembilan Pembawa Cincin), mengisahkan bagaimana Gandalf si Kelabu menemukan bahwa cincin yang dimiliki Frodo si Hobbit ternyata sebenarnya Cincin Utama, penguasa semua Cincin Kekuasaan. Di dalamnya diceritakan tentang pelarian Frodo dan pendamping-pendampingnya dari kampung halaman mereka yang damai di Shire, dikejar teror para Penunggang Hitam dari Mordor, sampai akhirnya, dengan bantuan Aragorn sang Penjaga Hutan dari Eriador, mereka tiba di Rumah Elrond di Rivendell setelah melewati bahaya-bahaya yang dahsyat.
Rapat Akbar Dewan Penasihat Elrond diadakan. Di sana diputuskan untuk mencoba menghancurkan Cincin Utama, dan Frodo ditunjuk sebagai Pembawa Cincin. Kemudian dipilihlah anggota-anggota kelompok Pembawa Cincin yang bertugas membantu Frodo dalam perjalanannya: sedapat mungkin pergi ke Gunung Api di Mordor, satu-satunya tempat Cincin itu bisa dimusnahkan. Sembilan Pembawa Cincin itu adalah: Aragorn, dan Boromir putra penguasa Gondor, mewakili Manusia; Legolas putra Raja Peri dari Mirkwood, sebagai wakil kaum Peri; Gimli putra Gloin dari Gunung Sunyi, sebagai wakil kaum Kurcaci; Frodo dengan pelayannya Samwise, dan kedua kerabatnya yang masih belia, Meriadoc dan Peregrin, wakil kaum Hobbit; serta Gandalf si Kelabu.
Para Pembawa Cincin melakukan perjalanan rahasia jauh dari Rivendell di Utara, sampai suatu saat mereka gagal dalam upaya melintasi puncak Caradhras di musim salju, lalu mereka dituntun oleh Gandalf melewati gerbang tersembunyi dan masuk ke Pertambangan Moria yang luas, sambil mencari jalan di bawah pegunungan. Di sana Gandalf jatuh ke dalam jurang gelap setelah bertempur dengan makhluk mengerikan dari neraka. Aragorn, yang ternyata putra mahkota Raja-Raja Barat zaman purba, kemudian memimpin rombongan itu keluar dari Gerbang Timur Moria, melewati negeri Peri, Lorien, dan mengarungi Sungai Anduin, sampai mereka tiba di Air Terjun Rauros. Mereka sudah menyadari bahwa perjalanan mereka dipantau mata-mata, dan makhluk mengenaskan bernama Gollum, yang pernah menjadi pemilik Cincin Utama dan masih mendambakannya, sedang mengikuti jejak mereka.
Tibalah saatnya mereka harus memutuskan apakah akan pergi ke timur, ke Mordor; atau pergi dengan Boromir untuk mendukung Minas Tirith, ibukota Gondor, dalam perang yang akan segera berkobar; atau saling memisahkan diri. Ketika ternyata Pembawa Cincin sudah bertekad melanjutkan perjalanannya yang nekat ke negeri sang Musuh, Boromir berusaha merebut Cincin dengan kekerasan. Bagian pertama berakhir dengan tergodanya Boromir oleh Cincin Utama; pelarian dan lenyapnya Frodo bersama pelayannya Samwise; dan tercerai-berainya sisa rombongan Pembawa Cincin oleh serangan mendadak pasukan Orc, yang sebagian melayani Penguasa Gelap dari Mordor, dan sebagian lainnya adalah anak buah pengkhianat dari Isengard, Saruman. Perjalanan sang Pembawa Cincin rupanya sudah dibuyarkan oleh malapetaka.
Bagian kedua (Buku Tiga dan Empat), The Two Towers (Dua Menara), mengisahkan sepak-terjang masing-masing anggota rombongan setelah Sembilan Pembawa Cincin tercerai-berai. Buku Tiga menceritakan penyesalan dan kematian Boromir, serta penghanyutan jenazahnya dalam perahu yang dilepaskan mengarungi Air Terjun Rauros; tentang ditangkapnya Meriadoc dan Peregrin oleh pasukan Orc, yang membawa mereka ke Isengard melewati padang-padang timur Rohan; dan tentang pengejaran mereka oleh Aragorn, Legolas, dan Gimli.
Muncullah kemudian para Penunggang Kuda Rohan. Pasukan berkuda yang dipimpin Eomer sang Marsekal, mengepung pasukan Orc di perbatasan Hutan Fangorn, dan memusnahkan mereka; tapi kedua hobbit melarikan diri ke dalam hutan dan di sana mereka bertemu Treebeard si Ent, penguasa rahasia Fangorn. Ketika mendampinginya, kedua hobbit menyaksikan bangkitnya amarah bangsa Pohon dan perjalanan mereka ke Isengard.
Sementara itu Aragorn dan kawan-kawannya bertemu Eomer yang baru pulang dari pertempuran melatwan Orc. Eomer meminjami mereka kuda-kuda, dan mereka melanjutkan perjalanan ke hutan. Dalam perjalanan mencari kedua hobbit, mereka bertemu lagi dengan Gandalf yang sudah kembali dari kematian, dan kini menjadi Penunggang putih, namun masih terselubung jubah kelabu. Bersama Gandalf mereka melaju melintasi Rohan sampai ke balairung Raja Theoden dari Mark, di mana Gandalf menyembuhkan raja tua itu dan membebaskannya dari sihir Wormtongue, penasihatnya yang jahat, yang sebenarnya merupakan komplotan Saruman. Kemudian mereka maju bersama Raja dan pasukannya untuk bertempur melawan pasukan Isengard, dan ikut berperan dalam kemenangan tipis pertempuran di Homburg. Kemudian Gandalf menuntun mereka ke Isengard. Di sana mereka menemukan benteng megah itu sudah menjadi puing berkat bangsa Pohon, sedangkan Saruman dan Wormtongue terkepung dalam menara Orthanc yang masih gigih bertahan.
Dalam pembicaraan di depan pintu, Saruman menolak untuk menyerah, maka Gandalf memecatnya dan mematahkan tongkat sihirnya, meninggalkan Saruman di bawah pengawasan para Ent. Dari sebuah jendela tinggi Wormtongue melemparkan sebentuk batu ke arah Gandalf, namun tidak kena sasaran, dan batu itu dipungut oleh Peregrin. Ternyata itu salah satu dari tiga palantiri yang masih tersisa, Batu Penglihatan dari Numenor. Larut malam, Peregrin tergoda oleh Batu itu; ia mencurinya dan memandang ke dalamnya, sehingga terungkaplah dirinya di depan Sauron. Buku ketiga berakhir dengan kedatangan Nazgul yang melintas di atas padang Rohan. Hantu Cincin yang menunggang kuda terbang ini adalah pertanda perang akan segera dimulai. Gandalf menyerahkan palantir pada Aragorn, dan pergi ke Minas Tirith sambil membawa Peregrin.
Buku Keempat menceritakan Frodo dan Samwise yang kini tersesat di perbukitan gersang Emyn Mull. Dikisahkan bagaimana mereka lolos dari perbukitan, dan disusul oleh Smeagol-Gollum; dan bagaimana Frodo menjinakkan Gollum, bahkan hampir melenyapkan kekejiannya, sehingga Gollum mengantar mereka melintasi Rawa-Rawa Mati dan daratan-daratan yang telah rusak, sampai ke Morannon, Gerbang Hitam Negeri Mordor di Utara.
Ternyata mustahil bisa masuk lewat Gerbang itu, dan Frodo menerima saran Gollum: agar mencari "jalan masuk rahasia" yang diketahui Gollum, di sebelah selatan di Gunung Bayang-Bayang, di tembok-tembok barat Mordor. Dalam perjalanan ke sana, mereka ditawan pasukan pengintai bangsa Gondor yang dipimpin Faramir, adik Boromir. Faramir menemukan rahasia misi mereka, tapi Ia berhasil menolak godaan yang membuat Boromir takluk, dan ia melepas kepergian mereka pada tahap terakhir perjalanan mereka ke Cirith Ungol, Celah LabahLabah; ia memperingatkan mereka bahwa tempat itu penuh bahaya maut, yang belum diceritakan sepenuhnya oleh Gollum pada mereka.
Saat mereka sampai ke Persimpangan Jalan, dan mengambil arah menuju kota. Minas Morgul yang mengerikan, kegelapan besar keluar dari Mordor, menyelubungi seluruh daratan. Lalu Sauron mengirim pasukannya yang pertama, di bawah pimpinan Raja para Hantu Cincin: Perang Cincin sudah dimulai.
Gollum menuntun kedua hobbit menuju jalan rahasia yang menghindari Minas Morgul, dan dalam kegelapan akhirnya mereka sampai ke Cirith Ungol. Di sana Gollum kembali ke wataknya yang keji, dan berupaya mengkhianati kedua hobbit itu masuk dalam perangkap , penguasa celah tersebut, Shelob, makhluk yang mengerikan. Namun ia terhalang oleh kepahlawanan Samwise, yang menangkis serangan Shelob dan melukainya.
Bagian kedua berakhir dengan pilihan Samwise. Frodo, yang sudah disengat Shelob, tergeletak mati, atau begitulah kelihatannya: misi mereka terpaksa berakhir dengan malapetaka, atau Samwise harus meninggalkan majikannya. Akhirnya Sam mengambil Cincin dan berusaha melanjutkan sendirian misi yang tampaknya sia-sia itu. Tapi tepat saat Ia akan masuk ke daratan Mordor, beberapa Orc datang dari Minas Morgul dan turun dari menara Cirith Ungol yang berfungsi menjaga puncak celah. Dalam keadaan tidak tampak karena memakai Cincin, Samwise menguping percakapan para Orc bahwa Frodo bukan mati, tapi hanya pingsan. Namun sudah terlambat ketika ia mengejar mereka; para Orc menggotong tubuh Frodo ke terowongan yang menuju pintu belakang menara mereka. Samwise jatuh pingsan di depannya ketika pintu itu berdentang tertutup.
Buku ini, yang ketiga dan terakhir, akan menceritakan strategi pertarungan antara Gandalf dan Sauron, sampai ke bencana terakhir dan sirnanya kegelapan besar. Tapi mula-mula kita tinjau dulu kisah pertempuran di Barat.
BERSAMBUNG KE BAB 1/10

(J.R.R. TOLKIEN) THE LORD OF THE RING 2: DUA MENARA - CATATAN TENTANG PETA - PETA

<<< SEBELUMNYA



Dalam edisi orisinalnya, yang diterbitkan pada tahun 1954-55, peta-peta dalam buku The Lord of the Rings digambar oleh Christopher Tolkien, terdiri atas sebuah Peta Umum daerah-daerah sebelah barat Dunia Tengah, serta satu peta Rohan, Gondor, dan Mordor yang lebih mendetail, dalam warna hitam dan merah, di kertas-kertas besar yang dilipat serta ditempelkan di halaman akhir ketiga buku tersebut. Dalam buku The Fellowship of the Ring dan The Two Towers disisipkan Peta Umum, sedangkan dalam The Return of the King disisipkan peta Rohan, Gondor, dan Mordor. Sebagai tambahan, ada juga peta Shire dalam warna merah dan hitam, yang ada di halaman depan Buku Pertama: The Fellowship of the Ring. Christopher Tolkien meriggambar ulang Peta Umum tersebut secara kilat, untuk disisipkan dalam buku Unfinished Tales (1980), tapi kemudian peta ini menggantikan bentuk orisinalnya dalam edisi-edisi The Lord of the Rings.

(J.R.R. TOLKIEN) THE LORD OF THE RING 2: DUA MENARA BUKU 4 BAB 10/10 PILIHAN MASTER SAMWISE

<<< SEBELUMNYA
Frodo berbaring tengkurap di tanah, dan monster itu merunduk di atasnya, begitu asyik mengamati korbannya, hingga tidak memedulikan Sam dan teriakannya, sampai ia sudah dekat sekali. Ketika Sam berlari menghampiri, Frodo sudah terikat jalinan tali, dari pergelangan kaki sampai pundak, dan dengan kedua kaki depannya monster itu sudah mulai setengah mengangkat setengah menyeret tubuhnya pergi.
Di dekat Frodo menggeletak pedangnya yang bersinar, jatuh tak berdaya dari genggaman tangannya. Sam tidak menunggu untuk bertanyatanya apa yang harus dilakukan, atau apakah ia berani, atau setia, atau penuh amarah. Ia meloncat maju sambil berteriak, dan mengambil pedang majikannya dengan tangan kirinya. Lalu ia menyerbu. Belum pernah terlihat serangan gencar yang lebih ganas di dunia hewan liar, di mana suatu makhluk kecil nekat yang hanya dipersenjatai gigi kecil, menyerang menara dari tanduk dan kulit yang berdiri di atas pasangannya yang terjatuh.

(J.R.R. TOLKIEN) THE LORD OF THE RING 2: DUA MENARA BUKU 4 BAB 9/10 SARANG SHELOB


<<< SEBELUMNYA
Mungkin saja sekarang sudah pagi, seperti kata Gollum, tapi kedua hobbit tak bisa melihat perbedaannya, kecuali, mungkin, langit berat di atas tidak begitu hitam lagi, lebih seperti atap asap besar; sementara itu, bukan kegelapan malam pekat yang tampak kecuali di celah-celah dan lubang-lubang melainkan bayangan kelabu kabur yang menyelubungi dunia bebatuan di sekitar mereka. Mereka berjalan terus, Gollum di depan dan kedua hobbit sekarang berdampingan, mendaki jurang panjang di tengah tonjolan dan tiang-tiang batu yang koyak-koyak dimakan cuaca, yang berdiri seperti patung-patung besar tak berbentuk di kedua sisi. Tak ada bunyi. Tidak seberapa jauh di depan, sekitar satu mil, ada tembok besar berwarna kelabu, wujud besar terakhir dari batu pegunungan yang menjulang. Semakin gelap ia menjulang, dan lambat laun semakin tinggi ketika mereka mendekat, sampai menjulang tinggi di atas mereka, menutupi semua pemandangan di belakangnya. Bayangan kelam tergelar di kakinya. Sam mengendus-endus udara.

(J.R.R. TOLKIEN) THE LORD OF THE RING 2: DUA MENARA BUKU 4 BAB 8/10 TANGGA CIRITH UNGOL

<<< SEBELUMNYA


Gollum menarik-narik jubah Frodo, dan mendesis takut bercampur tak sabar. "Kita harus pergi," katanya. "Jangan berdiri di sini. Cepatlah!" Dengan enggan Frodo membelakangi Barat, mengikuti pemandunya yang menuntunnya keluar, ke Timur yang gelap. Mereka meninggalkan lingkaran pepohonan, dan merangkak menyusuri jalan menuju pegunungan. Jalan ini juga menjulur lurus untuk beberapa saat, tapi lalu mulai membelok ke selatan, sampai tiba tepat di bawah pundak besar batu karang yang sudah mereka lihat dari jauh. Hitam dan menakutkan ia menjulang di atas mereka, lebih gelap daripada langit gelap di belakangnya. Jalan itu merangkak terus di bawah bayangannya, dan sambil melingkarinya jalan itu menjulur ke timur lagi, mulai mendaki dengan terjal.

(J.R.R. TOLKIEN) THE LORD OF THE RING 2: DUA MENARA BUKU 4 BAB 7/10 PERJALANAN KE PERSIMPANGAN

<<< SEBELUMNYA

Frodo dan Sam kembali ke tempat tidur mereka, dan berbaring sambil diam, beristirahat sebentar, sementara orang-orang sibuk dan kegiatan hari itu dimulai. Setelah beberapa saat, air disajikan, kemudian mereka dibawa ke sebuah meja, di mana sudah dihidangkan makanan untuk tiga orang. Faramir membuka puasanya bersama mereka. Ia tidak tidur sejak pertempuran sehari sebelumnya, tapi ia tidak kelihatan letih.

(J.R.R. TOLKIEN) THE LORD OF THE RING 2: DUA MENARA BUKU 4 BAB 6/10 KOLAM TERLARANG

<<< SEBELUMNYA


Frodo bangun dan menyadari Faramir membungkuk di atasnya. Untuk beberapa saat, rasa takut kembali menyergapnya, membuatnya duduk dan mundur.
"Tak ada yang perlu dicemaskan," kata Faramir.
"Sudah pagikah sekarang?" kata Frodo sambil menguap.
"Belum, tapi malam hampir berakhir, dan bulan purnama sedang terbenam. Maukah kau melihatnya? Selain itu, aku memerlukan nasihatmu.

(J.R.R. TOLKIEN) THE LORD OF THE RING 2: DUA MENARA BUKU 4 BAB 5/10 JENDELA YANG MENGHADAP KE BARAT

<<< SEBELUMNYA


Sam merasa baru tidur beberapa menit ketika ia bangun dan menyadari hari sudah siang, dan Faramir sudah kembali. Ia membawa banyak sekali orang; memang semua yang selamat dalam penggerebekan itu berkumpul di lereng dekat situ, sekitar dua atau tiga ratus orang. Mereka duduk dalam setengah lingkaran besar; Faramir duduk di tanah, di tengah lengan-lengan lingkaran, sementara Frodo berdiri di depannya. Tampaknya seperti pemeriksaan sidang pengadilan terhadap seorang tawanan.

(J.R.R. TOLKIEN) THE LORD OF THE RING 2: DUA MENARA BUKU 4 BAB 4/10 BUMBU MASAK DAN KELINCI REBUS

<<< SEBELUMNYA

Selama cahaya siang masih tersisa beberapa jam, mereka beristirahat, pindah ke tempat teduh ketika matahari bergerak, sampai akhirnya bayang-bayang di pinggiran barat lembah mereka memanjang, dan kegelapan memenuhi seluruh cekungan. Gollum tidak makan apa pun, tapi ia menerima air dengan senang hati.
"Nanti kita akan dapat lebih banyak," katanya sambil menjilat bibirnya. "Air bagus mengalir di sungai yang menuju Sungai Besar, air bagus di daratan yang kita tuju. Smeagol akan dapat makanan juga di sana, mungkin. Dia lapar sekali, ya, gollum!" ia meletakkan kedua tangannya yang lebar dan datar di atas perutnya yang mengerut, cahaya hijau pucat muncul di matanya.

(J.R.R. TOLKIEN) THE LORD OF THE RING 2: DUA MENARA BUKU 4 BAB 3/10 GERBANG HITAM TERTUTUP

<<< SEBELUMNYA
Sebelum fajar hari berikutnya, perjalanan mereka ke Mordor sudah berakhir. Rawa-rawa dan gurun sudah tertinggal di belakang. Di depan mereka, pegunungan yang tinggi mengangkat kepala dengan garang, tampak gelap berlatar belakang langit pucat.
Di sisi barat Mordor menjulur jajaran muram Ephel Duath, Pegunungan Bayang-Bayang, dan di utara adalah puncak-puncak hancur dan puncak gersang Ered Lithui, kelabu seperti abu. Tapi ketika jajaran ini saling mendekati, karena mereka memang bagian dari satu tembok besar yang mengelilingi padang-padang murung Lithlad Ban Gorgoroth, dan lautan pedalaman dingin Nurnen di tengahnya, mereka menjulurkan lengan-lengan panjang ke arah utara; dan di antara dengan-lengan ini ada suatu jalan sempit yang dalam. Itulah Cirith Gorgor, Jalan Berhantu, jalan masuk ke negeri Musuh. Batu-batu karang tinggi menurun dari kedua sisi, dan dari mulutnya menjorok keluar dua bukit terjal, dengan rusuk rusuk hitam dan gundul. Di atasnya berdiri Gigi Mordor, dua menara kuat dan tinggi. Di masa lampau, kedua menara itu dibangun oleh Orang-orang Gondor dalam kebanggaan dan kekuatan mereka, setelah penaklukan Sauron dan pelariannya, agar ia tidak mencoba kembali ke lingkungannya yang lama. Tapi kekuatan Gondor gagal, manusia tertidur, dan selama bertahun-tahun kedua menara itu kosong. Lalu Sauron kembali. Kini menara-menara penjagaan, yang sudah runtuh dan rusak, diperbaiki dan diisi senjata, dan pasukan tentara siap siaga tanpa henti. Kedua menara itu tampak kakis seperti batu, dengan lubang-lubang jendela menghadap ke utara, timur, dan barat, setiap jendela penuh dengan mata yang tak pernah mengantuk.

(J.R.R. TOLKIEN) THE LORD OF THE RING 2: DUA MENARA BUKU 4 BAB 2/10 MELINTASI RAWA - RAWA

<<< SEBELUMNYA

Gollum bergerak cepat, kepala dan lehernya menjulur ke depan. Ia sering menggunakan tangan dan kakinya. Frodo dan Sam mengikutinya dengan susah payah; tapi rupanya Gollum sudah tidak berniat melarikan diri lagi. Kalau mereka ketinggalan, ia akan menoleh dan menunggu mereka. Setelah beberapa saat, ia membawa mereka ke pinggiran parit sempit yang sudah mereka temui sebelumnya; tapi kini mereka berada lebih jauh dari bukit-bukit.
"Ini dia!" serunya. "Ada jalan turun ke sana, ya. Sekarang kita mengikutinya keluar, keluar di sana." ia menunjuk ke selatan dan timur, ke arah rawa-rawa. Bau busuknya sampai ke hidung mereka, berat dan sangat keras dalam udara malam yang dingin.

(J.R.R. TOLKIEN) THE LORD OF THE RING 2: DUA MENARA BUKU 4 BAB 1/10 SEMEAGOL DIJINAKKAN

<<< SEBELUMNYA

"Well, Master, kita dalam kesulitan, tak salah lagi," kata Sam Gamgee. ia berdiri sedih di samping Frodo, mengintai keluar dengan mata dikerutkan ke dalam kegelapan.
Kini malam ketiga sejak mereka melarikan diri dari Rombongan, sejauh yang mereka ketahui: entah sudah berapa lama mereka mendaki dan berjalan susah payah di tengah lereng-lereng gersang dan bebatuan Emyn Mull, kadang menapaki kembali jejak mereka karena tak bisa menemukan jalan maju, kadang menemukan bahwa mereka sudah berputar-putar di situ-situ juga, dan akhirnya kembali ke tempat mereka berada berjam-jam sebelumnya. Tapi secara keseluruhan mereka terus berjalan ke arah timur, sedapat mungkin tetap mengikuti jalan tersingkat ke pinggir paling luar simpul perbukitan yang ruwet itu. Tapi mereka selalu menemukan wajah-wajah perbatasannya terjal sekali, tinggi dan tak mungkin dilalui, seperti mengerutkan kening melihat padang di bawah; di luar pinggirannya yang terjun ke bawah, terletak rawa-rawa membusuk. Tak ada yang bergerak di situ, bahkan tak seekor burung pun tampak.

(J.R.R. TOLKIEN) THE LORD OF THE RING 2: DUA MENARA BUKU 3 BAB 11/11 PALANTIR

<<< SEBELUMNYA
Matahari sedang terbenam di belakang lengan panjang sisi barat pegunungan ketika Gandalf dan para pendampingnya, serta Raja dan para Penunggang-nya, berangkat lagi dari Isengard. Gandalf berkuda dengan Merry di belakangnya, dan Aragorn dengan Pippin. Dua pengikut Raja berjalan lebih dulu, menunggang kuda dengan cepat, dan segera hilang dari pandangan, masuk ke lembah. Yang lain mengikuti dengan langkah sedang.
Para Ent berdiri dalam barisan khidmat, seperti patung di gerbang, lengan mereka yang panjang diangkat ke atas, tapi mereka tidak mengeluarkan suara. Merry dan Pippin menoleh ke belakang, ketika sudah melaju agak jauh melewati jalan yang berbelok-belok. Matahari masih bersinar di langit, tapi ada bayang-bayang panjang yang menjulur sampai ke Isengard: puing-puing kelabu yang jatuh ke dalam kegelapan. Treebeard berdiri sendirian di sana, seperti tunggul batang pohon yang jauh: kedua hobbit teringat pertemuan pertama mereka di bentangan dataran cerah, jauh di perbatasan Fangorn.

(J.R.R. TOLKIEN) THE LORD OF THE RING 2: DUA MENARA BUKU 3 BAB 10/11 SUARA SARUMAN

<<< SEBELUMNYA
Mereka melewati terowongan yang sudah hancur dan berdiri di atas timbunan batu, memandang karang gelap Orthanc dan jendelanya yang banyak, yang masih merupakan ancaman di tengah kegersangan sekitarnya. Sekarang hampir seluruh air sudah surut. Di sana-sini beberapa genangan air masih ada, tertutup sampah dan puing-puing, tapi sebagian besar lingkaran luas itu sudah terbuka lagi, sebuah belantara lumpur dan batu jatuh, berlubang-lubang gelap, penuh bertebaran dengan tiang-tiang dan tonggak-tonggak yang bersandar condong ke segala arah, seolah mabuk. Di pinggiran mangkuk yang pecah terletak lereng-lereng dan gundukan luas, seperti keping-keping yang diangkat oleh badai besar; di luarnya, lembah yang hijau dan kusut menghampar sampai ke jurang panjang di antara lengan-lengan pegunungan. Di seberang kegersangan, mereka melihat penunggang-penunggang kuda memilih jalan; mereka datang dari sisi utara, dan sudah semakin dekat ke Orthanc.
"Itu Gandalf, dan Theoden serta anak buahnya!" kata Legolas. "Mari kita pergi menyambut mereka!"

(J.R.R. TOLKIEN) THE LORD OF THE RING 2: DUA MENARA BUKU 3 BAB 9/11 BANJIR BESAR

<<< SEBELUMNYA
Gandalf dan rombongan Raja pergi, membelok ke timer untuk mengitari lingkaran tembok-tembok Isengard yang sudah runtuh. Tapi Aragorn, Gimli, dan Legolas tetap di sana. Arod dan Hasufel dibiarkan merumput, sementara mereka sendiri duduk di samping kedua hobbit.
"Well, well! Perburuan sudah berakhir, dan kita bertemu lagi akhirnya, di tempat yang sungguh tak disangka-sangka," kata Aragorn.

(J.R.R. TOLKIEN) THE LORD OF THE RING 2: DUA MENARA BUKU 3 BAB 8/11 JALAN KE ISENGARD

<<< SEBELUMNYA


Demikianlah, di pagi hari yang cerah, Raja Theoden dan Gandalf sang Penunggang Putih bertemu lagi di bentangan rumput hijau di samping Sungai Deeping. Di sana juga ada Aragorn putra Arathorn, Legolas sang Peri, Erkenbrand dari Westfold, dan para bangsawan dari Istana Emas. Di sekitar mereka berkumpul kaum Rohirrim, para Penunggang dari Mark. Kebahagiaan mereka karena memperoleh kemenangan digantikan oleh rasa heran, dan mata mereka tertuju ke hutan.

(J.R.R. TOLKIEN) THE LORD OF THE RING 2: DUA MENARA BUKU 3 BAB 7/11 HELM'S DEEP

<<< SEBELUMNYA


Matahari sudah turun ke barat ketika mereka melaju dari Edoras, cahayanya di depan mata mereka mengubah semua padang Rohan menjadi kabut keemasan. Ada jalan dari barat laut sepanjang kaki perbukitan Pegunungan Putih, dan mereka menyusuri jalan ini, naik-turun di daratan hijau, melintasi banyak palung sungai-sungai kecil yang mengalir deras. Jauh di sana, di sebelah kanan mereka, menjulang Pegunungan Berkabut; semakin jauh semakin gelap dan tinggi. Matahari perlahan terbenam di depan. Senja hari menyusul datang.

(J.R.R. TOLKIEN) THE LORD OF THE RING 2: DUA MENARA BUKU 3 BAB 6/11 RAJA BALAIRUNG EMAS

<<< SEBELUMNYA


Mereka berjalan terus sementara matahari terbenam, disusul oleh senja yang merambat perlahan, dan malam yang kemudian menjelang.
Ketika akhirnya mereka berhenti dan turun, bahkan Aragorn pun merasa kaku dan letih. Gandalf hanya mengizinkan mereka istirahat beberapa jam. Legolas dan Gimli tidur, dan Aragorn berbaring datar, telentang; tapi Gandalf berdiri bersandar pada tongkatnya, menerawang ke dalam kegelapan, timur dan barat. Semuanya hening, tak ada tanda atau bunyi makhluk hidup. Malam dihiasi awan yang berarak arak di atas angin dingin, ketika mereka terbangun kembali. Di bawah bulan dingin mereka melanjutkan perjalanan, sama cepatnya seperti di siang hari.

(J.R.R. TOLKIEN) THE LORD OF THE RING 2: DUA MENARA BUKU 3 BAB 5/11 PENUNGGANG KUDA PUTIH

<<< SEBELUMNYA


"Tulang-tulangku kedinginan," kata Gimli sambil mengepakkan lengan dan mengentakkan kaki. Pagi sudah tiba. Saat fajar, tiga sekawan itu sudah membuat sarapan sebisa mereka; sekarang, dalam cahaya yang semakin cerah, mereka bersiap-siap memeriksa tanah lagi untuk mencari tanda-tanda para hobbit.
"Dan jangan lupa orang tua itu!" kata Gimli. "Aku akan lebih senang kalau bisa melihat jejak sepatu bot."

(J.R.R. TOLKIEN) THE LORD OF THE RING 2: DUA MENARA BUKU 3 BAB 4/11 TREEBEARD

<<< SEBELUMNYA
Sementara itu, kedua hobbit berlari secepat mungkin ke dalam hutan gelap dan kusut itu, mengikuti garis aliran sungai, ke arah barat dan mendaki lereng pegunungan, masuk semakin jauh ke dalam Fangorn. Lambat laun ketakutan mereka pada Orc mereda, dan kecepatan berjalan mereka mengendur. Muncul perasaan aneh yang terasa mencekik, seakan-akan udara terlalu tipis atau terlalu sedikit untuk bernapas.

(J.R.R. TOLKIEN) THE LORD OF THE RING 2: DUA MENARA BUKU 3 BAB 3/11 PASUKAN URUK HAI

<<< SEBELUMNYA


Pippin bermimpi buruk dan menggelisahkan: ia serasa bisa mendengar suaranya sendiri bergema di dalam terowongan-terowongan hitam, memanggil Frodo, Frodo! Tapi bukan Frodo yang muncul, melainkan ratusan wajah Orc menyeramkan yang menyeringai kepadanya dari balik bayang-bayang gelap, ratusan tangan menjijikkan menggapainya dari semua sisi. Di mana Merry? Ia bangun. Udara dingin menerpa wajahnya. Ia mendapati dirinya berbaring telentang. Senja mulai turun, dan langit di atas berangsur redup.

(J.R.R. TOLKIEN) THE LORD OF THE RING 2: DUA MENARA BUKU 3 BAB 2/11 PARA PENUNGGANG KUDA ROHAN

<<< SEBELUMNYA

Senja semakin larut. Kabut menggantung di belakang mereka, di antara pepohonan di bawah, dan melayang di atas tepi-tepi Anduin yang pucat. Namun langit tampak jernih. Bintang-bintang bermunculan. BuIan yang sedang membesar melayang di Barat, dan bayangan batu-batu karang tampak hitam. Mereka sudah tiba di kaki perbukitan berbatu, dan kecepatan mereka berkurang, karena jejak-jejak itu tak lagi mudah diikuti. Di sisi Dataran Tinggi Emyn Muil menjalar dari Utara ke Selatan dalam dua punggung gunung yang menjulang. Sisi barat setiap punggung begitu terjal dan sulit, namun lereng-lereng sisi timur lebih lembut, bergalur-galur dengan banyak pant dan jurang sempit.
 
Blogger Templates